Jumat, 29 Desember 2017

Tugas Besar Kelas: Churn Prediction

Assalamu alaykum warahmatullahi wabarakatuh

Salam, Saudara-Saudari, pembaca blog yang angin-anginan saya perbarui di sini. Saya ingin menuliskan beberapa pengalaman yang (akhirnya) berkaitan dengan kuliah saya. Sekadar informasi singkat, saya berkuliah di jurusan Big Data di Pusan National University. Kebetulan karena saya mendapatkan beasiswa S3 sebagai buruh asisten riset laboratorium, saya harus sering ngendon di laboratorium yang bernama Data Science Lab di bawah arahan profesor saya.
Kali ini, saya ingin menerbitkan tugas besar saya di kelas Big Data Analytics musim gugur 2017. Sebenarnya tugasnya ada dua: rekomendasi musik dan churn prediction yang bisa dilihat keterangan lebih lanjutnya di http://www.wsdm-conference.org/2018/call-for-participants.html. Namun, di kelompok saya, saya memutuskan untuk mengerjakan tugas churn prediction karena tidak dibahas di kelas (memang kelakuan cari gara-gara sih ya). Memang hasilnya tidak terlalu bagus (peringkat 423 dari 575, meh). Hanya saja saya ingin berbagi pandangan mengenai kasus yang menarik ini. Presentasi dalam bentuk PDF bisa dicek di sini.




Wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh. Semoga bermanfaat

Minggu, 10 September 2017

Tips dan Trik - Tes Coding untuk Melamar Pekerjaan

*tulisan ini tidak hanya pengalaman saya sebagai pengulas tetapi juga pelamar di beberapa perusahaan teknologi informasi ternama nasional maupun internasional, tentu saja kritik dan saran tetap diperlukan untuk memberikan wawasan yang lebih baik bagi para pembaca

Code Submission adalah salah satu tahap lain dari seleksi proses lamar pekerjaan yang biasa melibatkan pemecahan masalah dan pembuatan skrip code. Jika ada pelamar yang tidak bisa menyelesaikannya, tentu saja membuat tanda tanya besar dari seluruh proses belajar teknologi informasi si pelamar.

Biasanya kondisinya adalah sebagai berikut:
1. Pelamar telah lulus seleksi administrasi dan CV (ini artinya para pelamar sudah menarik hati pengulas, selamat!)
2. Pelamar diberikan beberapa permasalahan untuk diselesaikan.
3. Pelamar diberikan batas waktu untuk mengumpulkan penyelesaian permasalahan tersebut.
4. Penerima lamaran akan melihat dan mencoba menjalankan code penyelesaian permasalahan tersebut.
5. Penerima lamaran akan mengevaluasi hasil code penyelesaian permasalahan tersebut dan menentukan apakah pelamar bisa lulus tahap selanjutnya.

Untuk format code

Format code submission yang pernah saya alami adalah:
A. Pengumpulan source code via email dan menjalankannya di mesin lokal saya (poin ini saya terapkan di tempat saya bekerja sebelumnya, karena kekurangan tenaga dan waktu untuk menerapkan format seperti poin C).
B. Pengumpulan yang mengharuskan pelamar membuat code submission di situs tantangan penyelesaian permasalahan daring.
C. Pengumpulan code submission seperti poin 2 ditambah wawancara via telepon (sebenarnya saya lebih suka yang format ini).

TIPS dan TRIK
1. Jika rekan-rekan sedang bekerja/kuliah ketika hendak menyelesaikan permasalahan tersebut, perhatikan batas waktu yang diberikan. Kerjakanlah penyelesaian permasalahan tersebut ketika pikiran sedang tenang, jangan terburu-buru.
2. Baca/dengarkan instruksi dari permasalahan yang ada dengan baik, cermat, dan teliti. Saya ulangi lagi, DENGAN BAIK, CERMAT DAN TELITI. Beberapa code yang saya terima tidak berhasil menyelesaikan permasalahan yang diberikan atau melewatkan poin-poin kecil sehingga ketika dieksekusi, hasilnya tidak sesuai harapan.
3. Setelah source code selesai, pastikan rekan-rekan memiliki waktu untuk mengulasnya kembali sebelum dikumpulkan. Silakan lakukan debug dengan baik sehingga tidak ada kesalahan penyelesaian masalah.
4. Gunakan komentar-komentar sederhana di dalam source code untuk menjelaskan alur logika yang digunakan di dalam penyelesaian permasalahan. Pada hakikatnya, sebagai pengulas, saya tidak terlalu peduli mengenai penulisan komentar ini asalkan alur logika dari kode yang dituliskan jelas namun tidak semua pelamar menuliskan alur logika dalam code dengan baik dan membuat saya bertanya-tanya mengapa begini dan begitu.
5. Melihat inspirasi dari internet tidak masalah tetapi PLAGIASI adalah masalah. Masalah. Besar. Kemampuan untuk mencari informasi di mesin pencari memang penting bagi generasi saat ini tetapi masalah yang diberikan jarang (atau hampir tidak pernah, kecuali beberapa kasus posisi tertentu) membutuhkan inspirasi yang dominan dari internet. Ketika mesin pencari bisa membantu rekan-rekan mencari kode sumber di internet, apakah para pengulas tidak bisa menggunakannya untuk memeriksa kode sumber rekan-rekan? 

Jika ada yang ingin bertanya-tanya, memberi kritik dan saran, silakan dikomentari.

Terima kasih.

Semangat

Tips dan Trik - Membuat CV

*tulisan didasarkan pengalaman saya sebagai pembaca lamaran pekerjaan yang diajukan, kritik dan saran tentu saja diharapkan karena saya sedang belajar juga. Mayoritas saya juga lumayan (lelah) dengan beberapa lamaran yang tidak sesuai standar saya.

KONTEN

  1. IPK dan Kampus.
    Saya akan jarang melihat angka IPK dan kampus rekan-rekan di CV. Tentu saja angka IPK nol koma atau satu koma akan menimbulkan pertanyaan besar. Tetapi saya ingin melihat bagaimana performa rekan-rekan di dalam CV tersebut. Apakah pengalaman dan proyek-proyek tersebut signifikan dan membuat saya tertarik? Ceritakanlah dalam CV rekan-rekan. Tidak punya pengalaman atau proyek yang dibanggakan? Terpaksa saya harus melihat IPK, kampus, dan transkrip untuk mengira-ngira apa yang bisa rekan-rekan unggulkan.
  2. Riwayat Pendidikan.
    Saya jelas tidak akan melihat rekan-rekan dari SD, SMP, atau SMA/SMK mana atau lulus kapan dan seterusnya. Namun, jika rekan-rekan dari SMA/SMK sudah memiliki sesuatu yang terkait dengan pekerjaan yang dilamar dan akan membuat saya tertarik, silakan dituliskan!
  3. Proyek pekerjaan atau Tugas yang Diunggulkan.
    Judul saja tidak akan membuat saya terkesima! Ceritakanlah teknologi yang digunakan, bagaimana efektivitas proyek rekan-rekan, yang penting tentu saja peran rekan-rekan dalam tim! Penggunaan angka atau metrik lainnya akan memudahkan saya mendapatkan gambaran mengenai performa rekan-rekan.
    Contoh:
    Implementasi Basis Data MySQL untuk Proses Isi Data Anamnesis di RS X
    - Peran: Programmer UI, Desainer Kueri
    - Penggunaan UI PHP 5.x dengan form x, y, z
    - Implementasi kueri kompleks dan view yang melibatkan 8 tabel
    - Menyangkilkan proses bisnis dari manual 30 detik menjadi 10 detik
  4. Kepribadian.
    "Saya tipe pekerja tim","Saya mampu bekerja di bawah tekanan","Saya pekerja keras". Tentu hal ini akan menghabiskan ruang. Hal-hal tersebut akan tergambar di proyek pekerjaan rekan-rekan. Dan sayangnya, saya tidak terlalu suka melihat tulisan seperti itu di CV.
  5. Riwayat Organisasi.
    Sebutkan yang relevan dengan pekerjaan atau paling tidak menggambarkan kepribadian rekan-rekan. Ketua organisasi tentu akan membuat saya tertarik, tetapi jabatan lain juga bisa membuat saya tertarik. Contoh:
    Anggota bidang eksternal Himpunan Mahasiswa X
    - Mengadakan kunjungan berbasis pengetahuan IT ke 3 himpunan kampus lain, salah satu temanya: Cloud Computing
    - Menuliskan artikel mengenai Pro Kontra UU ITE dan dimuat di 20 ormawa internal kampus dan di media massa lokal.
  6. Keterampilan dan Kemampuan.
    Aplikasi Perkantoran? (YES jika melamar sebagai administrasi, NO untuk programmer), Basic Networking (ABSOLUTELY YES untuk programmer dan IT Support). TOEFL ITP? Tuliskan skornya. Bahasa Asing lain? Tuliskan tingkat penguasaannya (pemula, menengah, ahli). Bahasa pemrograman terentu? Tuliskan penguasaannya di bidang apa (contoh: mikrokontroler, program sederhana, pengolah citra). Tuliskan yang relevan terhadap pekerjaan.
  7. Prestasi.
    Tentu saja tuliskan prestasi yang relevan terhadap pekerjaan yang dilamar. Penerima beasiswa? Tentu itu prestasi. Tuliskan!
  8. Dan yang paling penting: JUJUR! 



PENULISAN

  1. Pastikan tidak ada salah eja, huruf besar, huruf kecil, tanda baca. Kesalahan eja atau tanda baca sesedikit mungkin bisa membuat saya membuang CV rekan-rekan begitu saja.
  2. Satu halaman lebih baik daripada dua halaman. Sesingkat mungkin dan informatif. Tiga halaman atau lebih (kecuali benar-benar MENARIK), sudah dijamin tidak saya baca.
  3. Kalimat penjelasan masing-masing poin dari proyek maupun pengalaman diharapkan cukup dibentuk dalam 3 poin, dan masing-masing poin cukup 1 baris.
  4. Gunakan fontasi yang wajar. TNR tidak disarankan untuk digunakan. Saya lebih suka fontasi tipe Sans untuk CV karena bersifat non tulisan panjang. Ukuran 10-11 untuk konten oke, 11-12 untuk judul bagian oke, 14 untuk nama oke.
  5. Baca lagi, lagi, lagi, dan lagi. Tanyakan kepada diri sendiri apakah CV rekan-rekan sudah layak untuk dibaca para pengulas.
    (Tambahan, tidak ada di status Facebook)
  6. Bahasa. If you are confident enough to use English, use it! Don't forget to proofread it. If you are not really confident enough, don't even try. Any error could make your CV directly thrown in the trash can.
  7. Desain. Saya cenderung lebih suka format dua kolom (kiri judul bagian, kanan isi) atau satu kolom saja (berbentuk daftar biasa), polos, dan hitam putih. Jika ingin diberi warna, tolong jangan berlebihan. Jika berbakat desain, gunakan desain yang menyejukkan mata. Jika ingin menambahkan ornamen (walaupun tidak disarankan), buatlah ornamen tersebut mendukung kemudahan membaca.  
Sekiranya itu dulu untuk CV. Akan ada episode code submission dan wawancara.

Semangat

Kamis, 07 September 2017

Mereka yang Merantau, Mereka yang Merindu

*tulisan ini berdasarkan hasil pemikiran pribadi dan muncul dari kisah-kisah kawan seperjuangan, jika memang ada yang tersinggung mohon dimaafkan

"Selamat ya, bisa berangkat ke luar negeri"
"Titip kamu selamat aja deh"
"Semoga perjalanannya berkah dan bisa membawa manfaat"
"Ingat untuk pulang ya"
....
Alhamdulillah banyak ucapan doa yang menyertai kepergian insan Indonesia yang memilih untuk menjejakkan kaki ke luar tanah air ini. Untaian kata ini juga berlaku kepada mereka yang disertai takdir-Nya melepas tatapan keseharian dengan keluarga mereka terutama orang tua. Orang tua yang selalu kita kecup tangannya setiap hari ketika akan bertolak dari pintu rumah kita yang sederhana.
Ketika lepas dari beliau-beliau beberapa hari kemudian, mereka yang beranjak dari kampung halaman terpaut dengan segala tugas, tumpukan pekerjaan, rangkaian skenario eksperimen, atau lautan artikel ilmiah untuk disantap. Mereka yang serius mengerjakan itu tiba-tiba merasa ada perasaan aneh di dalam hati. Rasa penasaran. "Bapak di rumah bagaimana ya kabarnya? Ibu sehat-sehat tidak ya? Adik sekolahnya lancar tidak ya?"
Mereka khawatir terhadap keadaan keluarga yang mewarnai hidupnya sehari-hari. Perasaan kosong. Galau. Ya, mereka merindu. Merindukan memberi ucapan salam ketika datang ke rumah entah setiap hari, setiap minggu, setiap bulan. Sekali lagi, ada mereka yang tak bisa pulang dalam waktu yang mudah ditentukan. Bisa jadi baru bisa pulang 6 bulan kemudian, 1 tahun lagi, 2 tahun? Atau malah tidak ada yang tahu.
Teknologi yang canggih pun rasanya tak mampu melipur lara akibat rindu. Meski mereka melihat wajah ayah dan ibu di layar ponsel, kadang terpikir, "kapan aku pulang ya?" Berkhayal mencium pipi dan mengelus tangan yang semakin keriput dan ringkih itu. Berharap ketika mereka menyelesaikan perjuangan, sosok idaman yang memberi naungan sejak kecil itu berada di depan mereka.
--
Rindu itu menyulitkan. Rindu itu menyesakkan. Rindu itu membuat air mata kita jatuh di tiap malam. Namun, kawan, ingatkah engkau? Akan janji Tuhan yang tidak akan memberikan cobaan yang melebihi kemampuan hamba-Nya?
Kawan, jika memang rindu itu membuat kita merasa berat, maka mungkin kerinduan itu adalah salah satu ujian. Mungkin kerinduan itu adalah salah satu cara Allah untuk menunjukkan bagaimana membuat kita bisa menyampaikan kasih sayang kita terhadap orang tua dengan lebih indah dengan jarak yang jauh.
Sampaikanlah cintamu, kasih sayangmu, harapanmu lewat manapun. Namun, tentu kita ingat yang utama, bagaimana skenario kita sampai di titik perjuangan kita ini. Titipkan semua itu ke sutradara utama kisah-kisah ini, melalui sujud yang bahkan kita usahakan dengan keras. Melalui doa-doa yang kita alirkan tiap malam, pagi, siang, dan sore. Hadirkanlah cinta dan cita itu di tiap titik peluh di kursi kuliah kita, di lelahnya mata kita pada baris-baris kata pada tumpukan artikel itu, dan di kilatan-kilatan tiap titik di layar komputer itu. Kuatkan hati, sampaikan rindu, titipkan cinta.

Salam,
Dari saya yang juga sedang berjuang bersama kerinduan.

Rabu, 06 September 2017

Catatan Seorang Mahasiswa - Tiba di Busan

Alhamdulillah, akhirnya sampai di Busan. Kata pertama yang diramu dengan kepanikan dan gempar penasaran untuk menanti bagaimana kuliah doktoral di negeri ginseng ini. Di bandar udara Gimhae, saya menjejakkan kaki bersama dua orang mahasiswa baru PNU (Pusan National University) lainnya, Lucy dan Betha. Kami disambut oleh hawa dingin berselimut awan mendung padahal ketika itu waktunya musim panas. Beruntung, pakaian tebal luar biasa sangat membantu pertahanan tubuh yang ringkih ini.

Menunggu tidak cukup lama, kami (secara terpisah, karena ada beberapa pembagian kelompok penjemputan berdasarkan informasi dari kantor internasional PNU) segera bertolak ke PNU untuk segera beristirahat di asrama. Menumpang taksi yang cukup mewah dari bandara, saya duduk di belakang bersama koper (terdengar menyedihkankah?). Perjalanan terasa sangat.... menegangkan. Manuver pak sopir demikian membuat detak jantung sedikit naik tingkat. Alhamdulillah jantung saya sudah cukup terlatih menghadapi gaya mengemudi yang lebih menguras adrenalin di ibukota. Sedemikian hingga, saya pun tiba di depan persimpangan asrama bersama rombongan.

Di kantor pengambilan kartu asrama sementara, sekali lagi, rasa khawatir menghampiri perasaan saya. Nama saya tidak ditemukan di daftar penghuni asrama! (Laa ilaa haillallah, apa pulang kali yah, uang masih cukup untuk beli tiket sepertinya, he he.) Didampingi ahjussi yang juga panik karena nama saya tidak ada, saya pergi ke kantor asrama yang berada di depan kantor pengambilan kartu. Dan, gadis yang melayani kami kebetulan cukup bernada tinggi, "Kok tidak melihat nomor kamarnya sih?" Saya hanya diam dan berdoa agar segera diberi solusi. Seorang bapak staf yang berada di depan komputer menanyakan nomor pendaftaran saya dan langsung dicek di sistem. Eh, ternyata yang muncul seharusnya nama belakang duluan. Sebagai informasi daftar namanya ditulis di Hangeul: RAMADHAN HANI  ->  라마단 하니, seharusnya HANI RAMADHAN -> 하니 라마단. Yak kesan pertama di Korea Selatan, sukses bikin panik seorang bapak tua yang baik dan seorang gadis sedikit naik darah.

Singkat cerita, di asrama Jilli cukup nyaman (walau sempit, kamar mandi luar, tempat pancuran berbagi dengan 5 bilik lainnya dengan sekat tak menutup [ehm, jangan tanya bagaimana saya mandinya, tolong, dimohon-dengan-sangat]), dan saya beristirahat dengan tenang. Siangnya, saya diajak oleh Evy, mahasiswi master teknik lingkungan di PNU yang sudah berada di Korea Selatan sejak tahun lalu. Evy adalah seorang penerima beasiswa KGSP (Korean Government Scholarship Program), beasiswa yang memberikan kesempatan untuk berkuliah di Korea Selatan dengan biaya pemerintah Korea Selatan dengan tambahan 1 tahun di awal untuk belajar bahasa Korea. Sehingga, bahasa Korea Evy cukup lancar. Saya? Berucap nasi goreng aja memicingkan mata di huruf Hangeul sampai bengong berlama-lama, cuma bisa berkata "Annyeong, gamsahamnida" saja. Makanan halal bagaimana? Saya sangat terselamatkan dengan restoran cepat saji yang menyediakan nasi lauk ikan dengan sayur sederhana yang bisa dijangkau 5 menit berjalan kaki dari lab. Sisanya? Saya berusaha mengernyitkan dahi di hadapan huruf Hangeul yang berdoa tidak ada kandungan babi, ayam, sapi, kambing, gelatin, dan rekan-rekannya (mendadak vegetarian dan pemakan ikan).

Bagaimana kuliah dan risetnya? Kuliah baru berjalan di tanggal 4 September 2017 dan saya mengambil 4 mata kuliah, yakni Big Data Processing, Big Data Analytics, Bahasa Korea untuk Pemula, dan Etika Riset. Kedua mata kuliah pertama tersebut sudah saya jalani dan cukup menyenangkan. Sangat terkait dengan minat saya dan membuat saya penasaran mengenai beberapa hal di bidang pengolahan data. Risetnya? Saya masih menunggu instruksi lebih lanjut dari profesor pembimbing saya. Kebetulan, kedatangan saya bersamaan dengan kedatangan tawaran proyek-proyek yang terkait dengan laboratorium saya (kedua hal ini memiliki nilai fakta namun tidak berhubungan). Sehingga, saya cukup menunggu waktu untuk dimanfaatkan tenaganya secara maksimal, atau mungkin lebih dari maksimal. Bismillah, mohon doanya semoga perjalanan kami semua untuk menuntut ilmu ini diberikan berkah oleh Allah subhanahu wa ta'aala.

Aaamiiin.

Busan, di sudut tempat tidur kamar lantai enam gedung asrama yang paling tinggi
nb: Pemandangan matahari terbit di atap gedung bagus lho (kalau cerah)