Kamis, 29 November 2012

Karena Amanah tidak Akan Salah Memilih Tuannya

Bismillah.... Assalamu'alaykum wr.wb.


Sudah lama tidak berblogging ria nih... Tergoda ngeblog lagi gara-gara seorang teman membuka halaman dasbor Blognya di komputer laboratorium. Selama berbulan-bulan itu berlalu (bulan-bulan nggak ngeblog maksudnya), banyak hal-hal luar biasa yang terjadi di hidup ini. Lika-liku yang menghebohkan dan kadang-kadang bikin galau sampai memojokkan di sudut tempat tidur kamar saya.

Bayangkan saja, dalam keadaan yang masih baru syok-syok aja jadi Ketua Umumnya KMI (pos sebelumnya), saya masih harus menerima kenyataan hidup (halah alay banget saya di sini, ketularan seseorang) kalau jalan masih panjang berliku namun singkat sekejap mata. Panjang berliku karena terkadang saya merasa satu detik tersebut adalah masa paling berat, dan sekejap mata karena setelah itu berakhir... "Oh, begitu aja?".
nyoh pelakune virus alay: link blog: http://ika-astutik.blogspot.com/


Lalu, terjadi hal-hal berikutnya:
Mulai kuliah yang inspiratif sekali pake banget, sampai amanah yang memang luar biasa dengan lingkungan yang menakjubkan dan lebih berwarna daripada hari-hari biasanya di kampus. Namun, beberapa hal tersebut tidak berkesan ketika saya mengalami  jatuhnya perasaan saya (baca: galau). Kadang-kadang saat itu saya berpikir flashback, ketika masuk di Teknik Informatika di semester 1 sampai sekarang... Apa saja sih yang membuat saya bertahan? Teman-teman, keluarga, lingkungan, uang? Enggak juga sih (maaf yaaa... tapi kadang-kadang saya mikir begitu). Tapi saya berpikir, ketika itu saya nggak ngurus apa aja yang ada di sekitar saya pokoknya saya lakukan apa yang terbaik. Semacam saya diberi tantangan apa saja sama Yang Maha Kuasa, tapi saya mencoba menjalankan apa yang bisa saya lakukan dan Alhamdulillah saya berhasil menjalani itu dengan sukses. Bisa dibilang apapun takdir yang saya jalani, saya mencoba melaluinya dengan sebenarnya hati penuh tanya dan menerka... apakah yang ada sebenarnya di balik ini. Jika saya sukses menjalaninya (sesuai parameter saya sendiri sih), semacam sedikit demi sedikit takdir di balik semua tantangan itu tersingkap dan reaksi saya: "Oh ya yaaa.... Ternyata saya bisa melakukan hal ini, ternyata maksud dari cobaan-Mu itu seperti ini Ya Rabb." Karena takdir Allah itulah yang terbaik bagi hamba-Nya.

Sedikit kisah lagi ya...
Kebahagiaan itu akan muncul di sekitar kehidupan kita walaupun hanya sekelumit saja, bahkan di balik sepucuk kerikil sekalipun. Tergantung bagaimana kita memahami makna kebahagiaan itu sendiri. Selama kita masih merasa fine dan happy dengan kenyataan yang ada sih ya yo ya yo wae. Malah kalau kita merasa sedih dan menyesali semua yang terjadi dan berpikir semua hal buruk akan terjadi setelah ini. Semua hal buruk yang kita bayangkan akan terjadi tersebut bisa jadi terjadi.

Karena semua prasangka yang bisa kita lakukan itu mengenai takdir kita, yang merupakan kehendak Allah. Dan ketika bersuuzon kepada Allah.... yaaa... monggo disimpulkan sendiri. Masak mengingkari takdir Tuhan kita sendiri, ya gak?

Dan semua hal harus disyukuri, meskipun hal tersebut di depan mata kita tidak sebaik yang dirasakan. Namun, harus disadari, sebagai hamba yang selalu mengingat-Nya, takdir Allah selalu yang terbaik.  Tidak pakai cacat sedikit pun.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Perjalanan masih panjang
Lika-liku hidup dan usaha kita harus senada
Sepiring kenyataan sebagai suguhan utama
Adalah manfaat yang dicerna oleh prasangka baik
Sebongkah amanah sebagai jalan menuju ridho-Nya
Adalah hal yang tak mudah selagi hal yang disyukuri

Sepatah kita keluh kesah
Adalah janji bagi kita untuk tak mengulanginya
Sebutir titik air mata
Adalah bukan alasan untuk tak melaju lagi

Pernah ku cerita kepada kawan
Apakah aku pantas menjadi aku yang sekarang
Bukan berupa cinta dan harapan
Bukan hak dan tanggung jawab
Bukan ilmu nian bisa kumodalkan
Bukan sikap dan amal yang alangkah indah yang bisa kupersembahkan
Namun, ada sepenggal katanya
"Seandainya kamu tidak menjadi kamu yang sekarang, bagaimana aku?
Sebuah amanah tidak akan salah memilih tuannya" 

Lalu, ku terkesiap
Kalau bukan aku yang harus menjadi aku yang sekarang
Mana mungkin ada aku lainnya yang harus datang lagi
Berarti aku harus menghilang?
Tidak
Karena di sini aku adalah aku
------------------------------------------------------------------
Wassalamu'alaykum wr.wb.
Monggo komen yaa... matur nuwun